Thursday, March 23, 2017

Karang Gigi



Apa itu karang gigi ??
https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQ3hjGNfqH70k4FVSGHsYiQkf5T8l8J7Gw__PAML7t7gZxfbF3S
Karang gigi adalah kumpulan plak yang termineralisasi yang sangat lengket di atas email gigi. Mudahnya, Karang gigi adalah kondisi dimana terdapat kotoran yang mengeras atau membatu di lapisan gigi anda, sehingga sulit untuk dibersihkan.
Berdasarkan letaknya, karang gigi dibedakan menjadi dua, yaitu:
Karang gigi di supragingiva atau permukaan gigi di atas gusi, dan
Karang gigi di subgingiva atau permukaan gigi di bawah gusi

Penyebab dan Proses munculnya karang gigi
Penyebabnya adalah sisa-sisa makanan yang menempel pada email gigi dan tidak segera dibersihkan.
Sisa makanan yang tidak segera dibersihkan  bercampur dengan bakteri, dan membentuk plak putih. Lalu, plak putih bercampur dengan air liur yang mengandung mineral, sehingga terjadi proses mineralisasi dan terbentuklah karang gigi. 
Hindari Konsumsi Gula dan Tepung Berlebih
  • Makanan yang mengandung banyak gula dan tepung berpotensi menimbulkan plak yang berujung pada timbulnya karang gigi.
  • Konsumsi makanan yang mengandung gula dan tepung tetap penting bagi tubuh sebagai sumber energi. Tetapi konsumsi yang tidak teratur dan berlebih justru akan berakibat buruk pada kesehatan tubuh dan kesehatan mulut kita.
  • Kalaupun ingin mengonsumsi makanan dengan kandungan gula dan tepung yang cukup tinggi, maka kita harus mengimbangi dengan rajin dan rutin membersihkan gigi dan mulut.

Wednesday, March 22, 2017

Alat-alat Diagnostik dan Bahan Tambal Gigi

1. ALAT ORAL DIAGNOSTIK

a. KACA MULUT
/MOUTHMIRROR/SPIEGEL
CIRI-CIRI :
Alat yang tangkainya dari logam / non logamdengan diujungnya terdapat kaca berbentuk bulat.
Macam permukaan kaca :
– datar

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEisZlr1uMTBd1JFWqT9G7QcuLYd6vIfaFABHpf7tdJwjFGu96HWB4QoV0R3zzGXn6g7IQijWdX8ia2b99n8qN8gMJPoBJqktWx5tc91Sqp8HZh6yizf15ELhoJOv_KNVSVXbtS_eBOPW0M/s1600/1kaca+mulut+++gagang.jpg – cembung Diameter kaca ada beberapa macam mulai dari nomor 3 sampai nomor 6.

KEGUNAAN :
-Melihat permukaan gigi yang tidak dapat dilihat langsung mata

 -Membantu memperluas daerah pekerjaan yaitu dengan menahan pipi, lidah dan ,bibir.
 -Mengetahui adanya debris, karang gigi, lubang gigi.
-Melihat hasil preparasi, tumpatan.
-Melihat kelainan di dalam rongga mulut, lidah, gusi, palatum.
PEMELIHARAAN :

-Setelah selesai dipakai, cuci bersih dan sterilkan.
-Disimpan/digunakan sesuai dengan fungsinya
-Bila kaca pecah/sdh buram kaca baru dpt diganti tanpa
mengganti handle baru.
KETERANGAN :
-Kurang atau semi kritis

Penyakit Jaringan Pulpa



1.      Iritasi pulpa / karies mengenai email
Iritasi pulpa adalah suatu keadaan dimana lapisan enamel  gigi mengalami kerusakan sampai batas dentino enamel junction
Gejala-gejala :
·         Kadang-kadang ngilu bila makan/ minum dingin,manis,asam dan bila sikat gigi
·         Rasa ngilu akan hilang bila rangsangan dihilangkan
Pemeriksaan objektif :
·         Terlihat karies yang kecil
·         Dengan sonde : tidak memberi reaksi, tetapi kadang-kadang terasa sedikit
·         Tes thermis : dengan chlor etil terasa ngilu, bila rangsang dihilangkan biasanya rasa ngilu juga hilang
·         Terapi :diberi tumpatan sesuai indikasinya

2.      Hyperemi pulpa / karies mengenai dentin
Hyperemi pulpa merupakan lanjutan dari iritasi pulpa. Hyperemi pulpa  adalah suatu keadaan dimana lapisan dentin mengalami kerusakan , terjadi sirkulasi darah bertambah karena terjadi pelebaran pembuluh darah halus di dalam pulpa.Pulpa terdiri dari saluran pembuluh darah halus, urat-urat syaraf,dan saluran lympe
Gejala-gejala :
·           Terkena rangsangan panas, dingin, asam, kecut, sakit
·           Perkusi dan drug –
·           Tidak nyeri spontan
Terapi :
·           Pulcapping 1-2 minggu tambal
Ditambal menggunakan Ca(OH)2, Zinc Phosphat Cement
·           Pulcapping 3-5 minggu tambal

3.      Pulpitis
Pulpitis adalah suatu karies atau lubang gigi yang sudah sampai ke pulpa.
Pulpitis dibagi dalam beberapa macam yaitu :
a.       Pulpitis acuta


·            Pulpitis parttialis acuta
Yaitu keadaan dimana sebagian pulpa mengalami peradangan.
Gejala-gejala :
-          Rasa nyeri spontan
-          Rasa nyeri dapat berlangsung beberapa menit
-          Berdenyut sesuai dengan denyut nadi
-          Kadang-kadang tidur terganggu

Tuesday, March 21, 2017

Sejarah Bidang Keperawatan Gigi


Latar Belakang

Untuk meningkatkan pelayanan kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat Indonesia, Menteri Kesehatan Republik Indonesia mengeluarkan Surat Keputusan Menteri tertanggal 30 Desember 1950 Nomor: 27998 / Kab memutuskan mendirikan Pendidikan Perawat Gigi ( Dental Nurse ). Keputusan tersebut berlaku mulai 1 Agustus 1951, maka berdirilah Sekolah Perawat Gigi di Jakarta.
Pada tahun 1953 Sekolah Perawat Gigi Jakarta meluluskan Perawat Gigi yang pertama. Namun pada tahun 1957 Sekolah Perawat Gigi diubah menjadi Sekolah Pengatur Rawat Gigi. (SPRG ).( catatan komentar : inilah awal masalah jati diri perawat gigi menjadi tidak jelas, mengapa nama Sekolah Perawat Gigi berubah menjadi Sekolah Pengatur Rawat Gigi ? sementara orang awam selalu beranggapan SPRG adalah Sekolah Perawat Gigi).

Pada tahun 1959 SPTG didirikan dan pada tahun 1960 lulus Sekolah Pengatur Tehniker Gigi angkatan I Jakarta dan akhirnya pada tahun 1967 berdiri Ikatan Perawat Gigi dan Tehniker Gigi Indonesia ( IPTGI ). IPTGI berlangsung sampai dengan tahun 1986 tanpa kegiatan atau vakum dan di tahun itu pula dilaksanakan kongres I IPTGI di Ciloto.

Pada tahun 1989 disusun konsep Jabatan Fungsional Dokter Gigi, Perawat Gigi dan Tehnisi Gigi. Pada tahun 1991, konsep Jabatan Fungsional Paramedis Gigi ditolak Menteri Pendayagunaan karena latar belakang pendidikan Perawat Gigi dan Tehnisi Gigi berbeda, sehingga jabatan fungsional antara kedua tenaga tersebut perlu dipisah.Pada tahun 1991 berlangsung kongres II IPTGI di Jakarta diantaranya membahas konsep Jabatan Fungsional Paramedis Gigi ditolak Menteri Pendayagunaan karena latar belakang pendidikan Perawat Gigi dan Tehnisi Gigi berbeda, sehingga jabatan fungsional antara kedua tenaga tersebut perlu dipisah.Undang-Undang Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan bahwa tenaga kesehatan harus mempunyai keahlian professional yang ditunjang pendidikannya.

Sunday, March 19, 2017

Program Studi Keperawatan Gigi

Berdasarkan SKRT 2004 39 % penduduk Indonesia kelompok umur >15 tahun menderita penyakit gigi dan mulut, hanya 28 % diantaranya yang menerima perawatan gigi dari perawat gigi, dokter gigi dan dokter gigi spesialis, 72 % belum menerima perawatan gigi. Dari 26.122 penduduk kelompok umur > 15 tahun yang bekerja di sektor kesehatan hanya 1 % (362), dan dari 362 tenaga kesehatan 16 % diantaranya perawat dan sebagian besar berada di Puskesmas (22%) yang tersebar di seluruh wilayah negara Indonesia. Karena Indonesia merupakan negara berkembang sehingga petugas kesehatan khususnya kesehatan gigi belum tersebar secara merata sesuai standar. Pada daerah tertentu ada Puskesmas yang belum memiliki tenaga dokter gigi sehingga karena kebutuhan lapangan / permintaan masyarakat sehingga perawat gigi banyak berperan. Di sisi lain dengan semakin majunya perkembangan ilmu kedokteran gigi maka profesi dokter gigi semakin terspesialisai sehingga pelayanan kesehatan gigi yang di berikan oleh dokter gigi umum (general practice) mengalami gambaran “semu” antara profesi dokter gigi dan perawat gigi. Karena keadaan tersebut maka institusi pendidikan kesehatan yang mendidik profesi dokter gigi dan perawat gigi perlu mempertimbangkan kompetensi yang dimiliki dan keadaan di lapangan.